| |

Majelis Bentala Syuhada#26: Dari Hadis Hingga Tasawuf, Syeikh Abdurrauf as Singkili 

Oleh : nur ahmad, M A

Majelis bentala syuhada melaksanakan zoom meeting melajanjutkan edisi dari : warisan luhur ulama-ulama nusantara yang akan diisi oleh nur ahmad, M A salah seorang dosen UIN walisongo kali ini materi yang disampaikannya adalah : dari hadis sampai filsafat: Abdur Rauf As-singkili (Ahad, 26/7/2020) pembuka mengingatkan Kembali materi yang telah disampaikan sebelumnya  mengenai tema tersebut.

Pemateri memulai bahwa bukti-bukti warisan dari leluhur sudah banyak ditemukan bukti pertama yang pemateri yang di tunjukan adalah koin uang dinar pada zaman abassiyah di temukan di aceh dan yang kedua adalah kitab-kitab filosofi kuno  bahrul lahut yang juga ditemukan bukan hanya di nusantara namun sampai ke malasyia dan singapura.  Abdurrauf as singkili semasa dengan yusuf al-makasari yang berguru dengan Ibrahim al-kurani, syaikh abdurrauf as-singkili sendiri lahir pada tahun (1620-1693) namun masuh ada perdebetan diantara para ahli sejarah

pemateri menjelaskan tujuan dari beberapa orientalis adalah mempertentangkan keislaman adalah menjadikan sumber kesatuan penduduk Indonesia melawan penjajahan belanda. Sifat keislaman yang sangat kokoh di Indonesia  karena dijalin jejaring para ulama. Pemateri menerangkan tulisan dari mas afifi tentang bagaiamana para sejarawan menulis untuk dibaca yang terhalang oleh para penjajahan kolonial belanda menunjukan bahwa keislaman Nampak oleh mereka keimanan yang terwujud dalam dhohirnya. Pada masa sultan Iskandar muda abdurrauf as singkili berusaha menaklukan penaklukan terhadap negeri-negeri di sekitarnya yang mana beliau berhasil menaklukan Pahang malaka bahkan kemudian kedah. Kemudian pemateri melanjutkan bahwa syekh abdurrauf as singkili belajar dari jaringannya Ibrahim al-kurani bin ahmad al-qusyayi dan diteliti oleh seorang akaemisi dari jerman. Dimana gurunya adalah seorang yang mempunyai kekuasaan dari suku kurdi tapi kekuasaannya sudah hilang tidak meningglkan bekas-bekas, kemudian memintanya untuk menuliskan syarah terhadap kitab tuhfatul mursalat yang memberikan jawaban yang menolak ke interpretasi paham wujudiyah sampai keluar dari aqidah ahlussunnah waljamaah. 

Sebagaimana telah kita ketahaui bahwa aburrauf as singkili hidup di masa kekuasaan sultan Iskandar yang mana kekuasaanya diintefikasi banyak penaklukan di negara-negara atau kerajaan-kerajaan kecil disekitarnya dan menjadi kerajaan besar setelah menjadi menaklukan malaka oleh portugis, kesultanan aceh menolak akan adanya paham wahdatul wujud sehingga hasil dari fatwa dari kesultanan aceh memerintahkan untuk pembakaran buku-buku dari hamzah fansuri, pemateri memberikan sebuah rujukan bahwa seorang sufi yang dituduh mengajarkan paham wahdatul wujud dihukum mati 

Pemateri memperjelas bahwa Ibrahim al-kurani menjawab dengan interpretasi yang tepat terhadap tasawuf wujudiyah yang sedang di polemikkan bahwa tasawuf tetap berada dalam Batasan ahlusunnah wal jamaah, penakwilan diluar hal ini adalah Gerakan tasawuf atau esoterisme islam menjadikan bagian dari luar keislaman sendiri

Kemudian setelah menjelaskan upaya beliau dalam membatasi tasawuf agar tidak keluar dari ajaran dari aqidah keislaman pemateri mnampilkan salah satu bagian dari kitabnya yang mengajarkan tentang tariqah atau ajaran-ajaran ahmad al-qusyasyi, pemateri menguraikan sedikit dari bacaan kitabnya bahwa “semesta ini semua selain allah adalah wujud yang terikat dengan sifat mungkin” yang berarti semua yang selain allah hanyalah kemungkinan yang asbsolut wujud adalah allah, hal tersebut menjelaskan bahwa allah SWT adalah sumber wujud yang dinisbatkan dalam surah an-nur ayat 35, pemateri menalikan satu kitab dari imam al-ghazali menjelaskan ayat ini yang berjudul misykatul anwar  bahwa nur selain allah sifatnya hanyalah alegois semata harusnya nur adalah sesuatu yang terang pada dirinya dan memberi terang kepada selain-nya dan yang pantas di sebut cahaya di atas cahaya adalah allah subhanahuwata’ala   

Pemateri menjelaskan bahwa ayat tersebut banyak digunakan para oleh ulama wujudiyah untuk menjelaskan penciptaan itu seperti bayang-bayang, abdurrauf as skingkili mengajarkan ajaran tersebut beliau meneruskan ajaran para gurunya dan harusnya diharusnya diterus oleh ulama-ulama sekarang.

Similar Posts