Bertukar Pikiran dengan Mahasiswi-Guru UNIDA Gontor

Yayasan Bentala Tamaddun Nusantara menyambut kunjungan pada Senin
(29/11) dari mahasiswa program studi Aqidah dan Filsafat Fakultas Ushuluddin Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor. Kunjungan ini merupakan bentuk kegiatan tahunan dan praktikum mahasiswa yang diikuti oleh 15 Mahasiswi semester 6. Dalam kunjungan kali ini para mahasiswi didampingi oleh Al-Ustadz Ahmad Farid Saifuddin, M.Ag dan Al-Ustadzah Nabila Huringin, M.Ag. Kunjungan yang dimaksudkan adalah Studi Pengayaan Lapangan (SPL). Kunjungan ini berlangsung hangat dan sederhana dengan diskusi mengenai tema “Hakikat Identitas Generasi Muda bagi Peradaban Bangsa”.


Diskusi diawali dengan penjelasan singkat Yayasan Bentala dan juga sejarah berdirinya Yayasan. Selanjutnya, para peserta SPL menyampaikan sejumlah pertanyaan yang terkait dengan tema, seputar problem generasi muda, peran pemuda, hingga cara
mengambil peran sebagai generasi muda masa kini. Beberapa juga menggali isu dan perspektif untuk memperkaya pengetahuan bekal skripsi mereka.


“Dengan problem-problem yang dialami anak muda hari ini, bagaimana caranya kita mengambil peran memperbaiki kondisi pemuda” tanya seorang mahasiswi-guru dalam diskusi.


Kesempatan bertukar pikiran secara langsung ini menjadi kesempatan emas, pasalnya, para mahasiswi ini “tidak bebas” keluar masuk pondok. Alat komunikasi seperti handphone dan akses internet juga dibatasi penggunaannya. Ya, mereka adalah
para mahasiswi-guru, mengajar di pagi hari dan belajar (kuliah) di sore hingga malam hari. Pun tak luput dengan berbagai kegiatan dan amanah di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri yang sangat padat dan disiplin tinggi.


Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan Al-Ustadzah Nabila Huringin bahwa Studi Pengayaan Lapangan adalah momen penting bagi mahasiswi Aqidah Filsafat Islam untuk menggali dan mencari tahu atas berbagai hal yang selama ini mungkin belum sempat dilakukan karena kesibukan sebagai mahasiswi guru. Pada akhir sesi beberapa mahasiswi menyampaikan refleksi bahwa generasi muda perlu menyadari tantangan-tantangan yang ada di hadapan mereka. Meskipun ada sedikit kekhawatiran terhadap kondisi hari ini, dengan terus belajar dan memperkuat pondasi keilmuan akan membantu para pemuda menghadapi tantangan yang ada.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.