| |

Pemikiran Politik Cak Nur Masyarakat Madani Vis a Vis Civil Society – Randi Muhariman, M.A.

Diedit Oleh: Sayed Husein Nasr

Majelis Bantala Syuhada (MBS), pada Ahad (6/8/20), mengadakan kajian terkait Pemikiran Politik Cak Nur: Masyarakat Madani Vis a Vis Civil Society, yang dibawakan oleh Randi Muahariman, M.A. Dosen pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Siliwang.

  Prof. Dr. Nurcholish Madjid, M.A. atau populer dipanggil Cak Nur, adalah seorang pemikir Islam, cendekiawan, dan budayawan Indonesia. Pada masa mudanya sebagai aktivis & kemudian Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam. Tidak bisa dipungkiri sepak terjang Cak Nur dalam pergerakan Islam sungguh sangat luar biasa, salah satu gagasan Cak Nur yang saat ini menjadi kontroversial dan kerap menjadi perbincangan di kalangan intelektual Islam adalah Masyarakat Madani.

Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Randi Muharimin, mengatakan “Pada tahun 1996 Cak Nur sudah mulai membahas mengenai modernisasi global dan ketahanan bangsa dalam arus perubahan, saya juga telah melakukan  penelitian terhadap dua teks yang Cak Nur tulis pada tahun yang sama, dimana didalamnya terdapat 3 wacana utama yang membahas seputar: Orde Baru, Pasca perang dingin dan Mujtama Madani”. Cak Nur dalam pandanganya, beranggapan bahwa bangsa harus siap dan mampu ikut andil dalam pergerakan modernisasi global. Dengan gagasan Mujtama Madani Cak Nur menciptakan wacana bahwa Mujtama Madani adalah solusi bagi ketahanan bangsa serta pendorong kemajuan.

Wacana Cak Nur mengenai gagasan Mujtama Madani menjadi kontroversial saat ini, menurut Randi Muharimin “Kiblat dari wacana Cak Nur terkait Mujtama Madani berbeda dengan Mujtama Madani yang dibawa oleh beberapa tokoh lain seperti Syed Muh. Naquib al-Attas. Sebenarnya yang dibawa oleh Cak Nur adalah Civil Society”. Menarik melihat bagaimana Cak Nur dalam membuat wacananya, dengan nama yang sama tapi dengan orientasi yang berbeda. “Civil Society adalah sebuah gagasan liberal yang  berasaskan kebebasan berpendapat, toleransi dan pluralisme” ungkap Randi Muharimin.

Civil Society yang berorientasi pada toleransi dan pluralisme berhasil menghegemoni masyarakat menengah yang menganut gagasan Islam Konservatif. Dalam proses hegemoni wacana Civil Society, bukan dalam waktu yang singkat, dengan mengusung gagasan palsu yang seakan serupa dengan apa yang dibawa Islam Konservatif yakni Mujtama Madani, berhasil membuyarkan paradigma masyarakat Islam, bahkan berujung pada hegemoni.

Menggunakan istilah palsu, Mujtama Madani pada wacananya, Cak Nur berhasil menghegemoni masyarakat menengah Islam, sehingga membenarkan wacana tersebut. Hasil dari hegemoni buah cipta Cak Nur pada tahun 1998 tambah Randi Muhamirin berhasil meruntuhkan rezim Orde Baru yang memiliki pendukung kuat dari kalangan menengah Islam, dan berujung masuknya Neoliberalisme. 

Menurut Randi Muhamirin “Nurcholis adalah sosok yang akomodatif terhadap barat dan beranggapan bahwa modernisasi sebagai sebuah kemajuan, dimana Islampun menghendaki hal yang sama”. “ Saya tidak berusaha menyudutkan Cak Nur dalam permasalahan ini, namun mencoba mendudukan sehingga Masyarakat Islam tau dan paham, gagasan apa yang sebenarnya dibawa oleh Cak Nur”. Wacana hasil buah karya Cak Nur, hingga saat ini masih tetap exist dan berkembang dikalangan masyarakat Islam. Munculnya masyarakat Islam yang menamai diri mereka sebagai kaum open mind, yang secara brutal mengawinkan ideologi Islam dengan ideologi barat, bahkan dalam beberapa kasus, gagasan Cak Nur mengilhami lahirnya masyarakat Islam yang mendukung HAM secara utuh dan menganggap HAM dan Islam adalah satu kesatuan.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.